Akademi Keluarga Hebat Indonesia Kelas 1000 HPK

wbtp9bmbrahqxf0vu5zj
SDGs 1

Akademi Keluarga Hebat Indonesia Kelas 1000 HPK

Stunting merupakan permasalahan gagal tumbuh dan kembang pada balita akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang lama. Biasanya terjadi sejak dalam masa kandungan, masa awal bayi baru lahir dan baru akan nampak ketika anak usia dua tahun. Pencegahan stunting saat ini merupakan prioritas dari pemerintah. Berdasarkan data dari WHO tahun 2018, satu dari tiga anak di Indonesia menderita stunting. Oleh karena itu, penanganan stunting yang paling tepat adalah pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak hamil sampai usia dua tahun.

Adanya permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi keluarga tersebut menunjukkan bahwa fungsi keluarga dalam menjaga, menumbuhkan dan mengembangkan kualitas anggota keluarganya belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi permasalahan yang dihadapi keluarga dan menegakkan kembali fungsi keluarga adalah melakukan pemberdayaan keluarga melalui pendidikan keluarga. Pemberdayaan keluarga pada dasarnya adalah membangun kemampuan keluarga untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara sinambung.

Pemberdayaan keluarga melalui proses pendidikan keluarga merupakan salah satu intervensi gizi sensitif yang dilakukan untuk penanganan stunting dalam jangan panjang. Bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor dan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University melakukan program Akademi Keluarga Hebat Indonesia (AKHI) Kelas 1000 HPK di 10 Desa Prioritas Stunting Kabupaten Bogor. Dalam program pendidikan keluarga ini, tidak hanya materi pelaksanaan fungsi keluarga tetapi juga perawatan kehamilan dan pengasuhan anak untuk penanganan masalah tumbuh kembang anak, termasuk stunting.

Pada pembukaan Kelas AKHI 2019 di Desa Pabuaran Kecamatan Sukamakmur, (2/9), Kepala Desa Pabuaran, Atika Pauzi menyatakan dengan adanya program ini harapannya dapat mengurangi kejadian stunting di Desa Pabuaran dan ibu-ibu yang mengikuti kegiatan ini dapat menerapkan ilmu yang didapat di rumah masing-masing serta dapat menyebarluaskan pengetahuan yang di dapat selama kegiatan AKHI 2019 kepada anggota keluarga maupun tetangga di lingkungan rumah.

Edukasi keluarga menjadi hal yang penting diberikan kepada keluarga sebagai modal utama dalam pembangunan keluarga sejahtera dan pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Keunikan pada program ini adalah peserta yang dilibatkan tidak hanya istri saja namun para suami juga dapat mengikutinya.

Hal ini dikarenakan dalam melakukan pengasuhan kepada anak tidak hanya menjadi tanggung jawab istri tetapi juga diperlukan peran aktif serta dukungan dari suami dalam praktik pengasuhan untuk mengurangi serta mencegah terjadinya stunting pada anak.

“Ke depannya lokasi-lokasi yang menjadi lokus stunting dapat berkurang serta Indonesia memiliki Sumberdaya Manusia (SDM) berkualitas dan ibu-ibu Indonesia memiliki anak-anak yang sehat, cerdas dan berkarakter sehingga penting untuk mengikuti kegiatan AKHI 2019 selama 16 kali pertemuan. Di program ini ibu-ibu akan mendapatkan tambahan ilmu khususnya dalam pengasuhan,” ujar Dra. Maria Evi, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak – BKKBN RI.

Sementara itu, Dr Tin Herawati selaku Ketua Departemen IKK menyatakan bahwa dua tahun pertama kehidupan sangat menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang sehingga adanya pendidikan keluarga di setiap wilayah sangat diperlukan. (fika/Zul)

Keyword: Stunting, Akademik Keluarga Hebat Indonesia, Kelas AKHI 2019, Departemen IKK, BKKBN RI, DP3AP2KB Kabupaten Bogor, IPB University

Leave your thought here

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *